Merubah Nasib Petani, Beri Mereka Pengetahuan

0 komentar

Penyuluhan di Kabuapten Magetan
Kehidupan petani di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Petani di Indonesia identik dengan kemiskinan. Padahal Indonesia merupakan negeri agraris dimana 80% masyarakatnya menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian. Berbagai program telah digulirkan untuk membantu petani, tapi tata niaga padi dan pupuk masih tidak berpihak pada petani.

Melihat realita yang ada, Dra. Mardiana Indraswati membentuk Fushindo (Forum Usahawan Harapan Indonesia) menggandeng tokoh konsultan ahli Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah, Ir. Safi’i Latuconsina menggulirkan program protani. Tujuannya agar petani bisa lebih maju, mandiri dan tidak lagi terjerat harga pupuk kimia yang harganya kian hari kian mahal.

Syafii Latuconsina, salahsatu pegiat pertanian ini mengatakan bahwa dengan pertanian organik, selain menghemat biaya pembelian pupuk, padi atau palawija yang dihasilkan sehat. “Hasil pertanian organik itu sehat dan aman dikonsumsi. Sebagai umat muslim, kita jangan hanya berkutat soal halalnya tapi juga sekaligus thoyib,” ungkapnya.

Dengan pola organik, lanjut Syafii, mampu memberikan penghematan biaya produksi 30% - 70% untuk pelbagai jenis tanaman pertanian. Sementara hasil yang diperoleh, bisa meningkat sampai 250% bahkan 400%. “Ini karena obat-obatan dan pestisida ditekan, dan sudah barang tentu akan menekan cost yang sangat besar,” ucapnya.

Mengajarkan pembuatan pupuk organik di Ngawi
Sebagai tahap awal telah dilakukan kerjasama dengan para petani di Kabupaten Ngawi, Magetan dan Ponorogo. Lahan yang telah disiapkan itu nantinya akan menjadi percontohan bagi petani-petani lainnya. Dalam setiap pertemuan, petani juga diajarkan manajemen tanam yang baik dan diajarkan membuat pupuk organic sendiri. Menuju pertanian organik, adalah tujuan jangka panjang yang hendak dilakukan. “Ini tahapan pencerahan dulu. Menanamkan kesadaran untuk program ini bukan pekerjaan mudah. Tapi bila nanti sudah ada hasil nyata, mereka dengan senang hati akan mengikuti. Yang terpenting 8kita telah memulainya untuk berubah menuju petani sejahtera sekaligus hidup hemat dan sehat,” imbuh Syafii.

Pono, salah satu petani yang mengikuti program ini mengamini pernyataan Syafii. “Kita akan mulai bertani dengan pola organik, kalau dihitung memang biaya lebih hemat dan semoga hasilnya lebih hebat hingga petani bisa lebih baik dan tak lagi dipermainkan oleh para pengelola pupuk,” ucapnya.

Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di masa reses

0 komentar

Sosialisasi di Kabupaten Trenggalek
Masa reses kali ini dimanfaatkan anggota DPR RI, yang juga anggota MPR RI, untuk melakukan kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Bernegara yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal itu juga dilakukan Dra. Mardiana Indraswati yang juga sebagai anggota Tim Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan MPR RI. Pada tanggal 11-12 November 2011 berkesempatan mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di Kabupaten Trenggalek, Ponorogo, Magetan dan Ngawi.

"Setiap anggota MPR setiap masa reses wajib menyosialisasikan Empat Pilar Negara tersebut saat mereka melakukan kunker ke konstituen atau dapil mereka. Karena itu merupakan program rutin setiap kali masa reses," tegas Dra. Mardiana Indraswati.

Dra. Mardiana Indraswati menambahkan, bukan hanya anggota, unsur pimpinan MPR sendiri dalam masa reses ini juga  terus melaksanakan program rutin ke daerah untuk membuat kegiatan training of trainer (TOT). Program sosialisasi Empat Pilar Negara yang sudah dilaksanakan MPR hampir tiga tahun ini, direspons dengan baik oleh masyarakat. Dra. Mardiana Indraswati mengatakan "Dewasa ini masyarakat merindukan hadirnya kembali lembaga khusus yang bertugas mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan ini. Agar karakter dan nilai-nilai luhur bangsa serta budaya Indonesia terus dipertahankan”.
Ia mengatakan, selain perlunya pembuatan lembaga atau institusi khusus yang menyosialisasi Empat Pilar Bernegara ini, juga diperlukan program yang simultan dan berjenjang. 

Sosialisasi di Kabupaten Magetan
Diakui oleh Eka, dengan mengikuti TOT dirinya memperoleh ilmu baru terkait dengan UUD Tahun 1945 dan proses amandemennya. Diakui selama ini dirinya hanya mendengar 4 Pilar dari berita saja. Dengan acara ini ia menjadi tahu akan pilar-pilar bangsa seutuhnya. Menurut Eka TOT sangat bermanfaat dan dirinya bangga sebab akan menjadi fasilitator dan sosialisator di Ponorogo. Ia siap mensosialisasikan 4 Pilar kepada masyarakat  Ia berharap ada program kelanjutan sehingga 4 Pilar akan semakin dikenal oleh masyarakat

Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates